USAHA RUMAH MAKAN “AYAM PENYET GHANI”
USAHA RUMAH MAKAN
“AYAM PENYET GHANI”
4EA15
DOSEN : Ibu
Ratih Kurniasih
Nama Kelompok :
1.
Dyvia Wilda Wijaya -
13214375
2.
Lina - 16214075
3.
Maya Ulfa Sari
-16214510
4.
Mardiana Lestari -
16214363
5.
Nustita Handayani –
18214294
6.
Pipit Octaviany -
18214449
Diajukan Guna Melengkapi Tugas Kelompok
Mata Kuliah Komunikasi Bisnis
Universitas Gunadarma
2018
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala
rahmat-Nya yang telah memberikan kesempatan waktu bagi penulis dalam menyusun
makalah ini, yang berjudul :
“USAHA RUMAH MAKAN AYAM PENYET GHANI”
Mungkin
masih ada beberapa kesalahan yang ada tanpa disadari oleh penulis, oleh karena
itu penulis harapkan akan adanya kritik dan saran atas makalah ini yang
membangun, demi kesempurnaan tulisan-tulisan kami kelak nantinya. Dan dari
penulis sendiri kami ucapkan terima kasih, dan semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.
DAFTAR
ISI
Judul................................................................................................................................ 1
Kata
Pengantar................................................................................................................. 2
Daftar
Isi.......................................................................................................................... 3
BAB
I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang........................................................................................................... 4
1.2.
Rumusan masalah...................................................................................................... 5
1.3.
Tujuan....................................................................................................................... 5
1.4.
Manfaat Makalah.................................................................................................... 6
BAB
II PEMBAHASAN
2.1. Profil
Usaha............................................................................................................ 7
2.2. Proses
Produksi....................................................................................................... 7
2.3. Bahan
Baku............................................................................................................ 8
2.4. Market
Potensial...................................................................................................... 8
2.5 Biaya-biaya............................................................................................................. 8
BAB
III PENUTUP
3.1. Kesimpulan............................................................................................................. 12
3.2. Saran....................................................................................................................... 12
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan
negara yang memiliki keanekaragaman kuliner. Perkembangan dunia kuliner di Indonesia
semakin lama semakin berkembang seiring dengan berkembangnya jaman. Hal ini diikuti dengan
minat masyarakat yang besar terhadap dunia kuliner dan juga ditunjukan dengan
banyaknya rumah makan yang menjual berbagai jenis makanan di Indonesia.
Dunia kuliner dijaman
sekarang tidak lagi sekedar sebagai pemenuhan kebutuhan pokok,tetapi juga
merupakan suatu karya seni dan gaya hidup. Dalam menikmati makanan, setiap orang memiliki
cara berbeda untuk memenuhinya. Cara tersebut dapat memilih rumah makan yang
mewah,dengan harapan bahwa konsumen akan merasa puas setelah mengorbankan
sejumlah uang yang besar untuk makan dirumah makan yang mewah tersebut. Disamping itu,ada pula
yang memilih makan dirumah makan sederhana dengan harapan mampu memberikan
kepuasan dalam cita rasa makanan yang dikonsumsi walaupun dengan harga yang
terjangkau.
Semakin
tingginya tingkat persaingan,akan menyebabkan pelanggan menghadapi lebih banyak
alternatif produk, harga dan kualitas yang bervariasi, sehingga pelanggan akan
selalu mencari nilai yang dianggap paling tinggi dari beberapa produk (Kotler,
2005). Kualitas yang rendah akan menimbulkan ketidakpuasan pada pelanggan,
tidak hanya pelanggan yang makan di restoran tersebut tapi juga berdampak pada
orang lain. Karena pelanggan yang kecewa akan bercerita paling sedikit kepada
15 orang lainnya. Dampaknya, calon pelanggan akan menjatuhkan pilihannya kepada
pesaing (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006). Upaya perbaikan sistem kualitas
pelayanan, akan jauh lebih efektif bagi keberlangsungan bisnis. Menurut hasil
riset Wharton Business School, upaya perbaikan ini akan menjadikan konsumen
makin loyal kepada perusahaan (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006).
Ayam penyet (ayam goreng
yang dihancurkan) adalah masakan Indonesia - lebih
tepatnya masakan
Jawa Timur masakan ayam
goreng yang terdiri dari ayam goreng yang dihancurkan dengan alu terhadap adonan agar lebih
lembut, disajikan dengan sambal. Saat ini ayam
penyet banyak dijumpai di Indonesia , Malaysia , Brunei dan Singapura . Catherine
Ling dari CNN menjelaskan ayam penyet sebagai salah satu dari "40 makanan
Singapura kita tidak bisa hidup tanpanya". Baru-baru
ini popularitasnya melonjak di seluruh Asia
Tenggara , di mana berbagai rantai waralaba telah membuka penjualan sajian
beserta makanan khas Indonesia lainnya. Hal ini juga dikenal dengan sambal pedasnya, yang
dibuat dengan campuran cabe , bawang merah , bawang putih. Salah satu usaha ayam penyet
yaitu berada didaerah depok tepatnya di
belakang Kampus E, Kelapa Dua, Depok.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
dari latar belakang yang telah diuraikan diatas dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1.
Apa saja produk yang dijual di rumah makan Ayam Penyet
Ghani?
2.
Bagaimana proses
produksi Ayam Penyet Ghani?
3.
Bagaimana memperoleh bahan baku Ayam Penyet Ghani?
4.
Berapa biaya listrik, biaya air, biaya sewa,dan biaya
lainnya yang dikeluarkan oleh usaha Ayam Penyet Ghani?
5.
Siapa saja market
potensial di rumah makan Ayam Penyet Ghani?
6.
Berapa omset penjualan yang didapatkan oleh usaha rumah makan Ayam Penyet Ghani per hari?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja produk yang dijualdi rumah makan Ayam Penyet
Ghani.
2. Untuk mengetahui bagaimana proses produksi Ayam Penyet Ghani.
3. Untuk mengetahui bagaimana memperoleh bahan baku Ayam Penyet Ghani.
4. Untuk mengetahui berapa biaya listrik,air,sewa dan biaya lainnya yang
dikeluarkan oleh usaha ayam penyet ghani.
5. Untuk mengetahui siapa saja pembeli di rumah makan Ayam Penyet Ghani.
6. Untuk mengetahi Berapa omset penjualan yang didapatkan oleh usaha rumah
makan ayam penyet Ghani perhari.
1.4
Manfaat Makalah
Manfaat dari makalah ini adalah
1. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan serta memperluas wawasan yang
didapat dengan kenyataan yang terjadi dan guna melengkapi tugas kelompok mata
kuliah peranggaran perusahaan.
2. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan masukan bagi Ayam Penyet Ghani dalam rangka melakukan
evaluasi terhadap program pemasarannya sehingga dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan usaha mikro dalam menentukan kebijaksanaan dimasa yang akan
datang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Profil Usaha
Ayam Penyet Ghani merupakan salah satu usaha mikro. Warung makan Ayam Penyet Ghani
didirikan pada tahun 2014, nama pemilik warung makan Ayam Penyet ini adalah Ibu
Dian lokasinya berada tepat dibelakang kampus E Universitas Gunadarma. Ayam
penyet Ghani ini sudah berdiri sejak 3 tahun yang lalu menu andalan yang
diperjualbelikan adalah ayam penyet dengan sambal yang pedas serta cocok dilidah para konsumennya.
Ayam Penyet Ghani buka dari jam 8 pagi
sampai dengan jam 5 sore. Menu yang ada di Ayam Penyet Ghani diantaranya
Ayam penyet dengan 2 pilihan rasa yaitu sambal pedas dan sambal biasa, tahu,
tempe goreng, lele goreng, ayam goreng, aneka minuman dingin serta kol goreng
gratis untuk yang menyukai menu kol digoreng. Tiap harinya Ayam Penyet Ghani
ini bisa menjual 35 ekor ayam dalam
sehari.
2.2 Proses Produksi
Ayam yang dipakai
merupakan ayam yang sehat dan masih hidup. Bumbu - bumbu yang
dipakai juga masih fresh dan
racikan bumbunya dibuat sendiri
tidak memakai bumbu jadi. Kol
dan timun disupplay langsung oleh
penjual ke ayam penyet ghani. Proses produksi dimulai dari pembelian ayam dipasar
Kemiri depok pada jam 03 : 30 pagi yang kemudian bumbu bumbu seperti jahe, lengkuas,
ketumbar, bawang merah, bawang putih, kunyit dan lada, semua bahan-bahan tersebut kemudian
dihaluskan setelah selesai menghaluskan bumbunya, kemudian ayam dipotong dan
dibagi menjadi 4 bagian perekornya, setelah itu ayam dibersihkan, kemudian bumbu halus
dicampurkan kedalam ayam yang sudah diberi air garam masako dan bumbu untuk
perasa lainnya.
Proses ini dinamakan proses pengungkepan ayam,
agar bumbu menyerap dan ayam tidak bau
amis serta cepat matang bila digoreng,begitu pula dengan tahu dan tempe serta
lele namun pada bahan ini tidak dilakukannya proses pengungkepan hanya memakai
teknik perendaman dengan bumbu
kunyit bawang putih ketumbar dan masako dan garam yg sudah dihaluskan dan dicampur dengan air. Sambal
yang dipakai oleh ayam penyet Ghani ini
mempunyai dua variasi yang pertama sambal dengan full cabe rawit yg
kedua tidak full cabe rawit atau dicampur dengan cabe merah untuk yang tidak
terlalu suka pedas.
Cabe yg dipakai sangat fresh untuk pembuatan
sambal tersebut ayam penyet ghani
memakai teknik perebusan terdahulu untuk melunakannya cabainya agar
mudah diulek dan tidak bau mentah
setelah cabai direbus kemudian diulek dan diberi bumbu seperti masako dan garam kemudian setelah halus baru
diberi siraman minyak panas pada sambalnya agar lebih nikmat dan harum.
Pada satu porsi Ayam Penyet Ghani terdiri dari
ayam penyet, nasi, timun & kol, pada kol pelanggan bisa memilih untuk
digoreng ataupun tidak kebanyakan pelanggan ayam penyet ghani ini meminta kolnya untuk
digoreng terlebih dahulu. Bahan baku yang diporeh didapat dari pasar Kemiri
Depok serta ada pula penjual yang suply langsung ke pemilik ayam peyet ghani.
Di Ayam Penyet Ghani ini terdapat 2 pegawai yang terdiri dari 2 perempuan yang
bertugas melayani dan membersihkan tempat ayam penyet ghani, para pegawainya
ini bernama ibu Puji dan ibu Kusiati. Beliau dibayar Rp.60.000 perhari oleh Ibu
Dian pemilik Ayam Penyet Ghani.
2.3 Bahan Baku
Bahan baku yang diperoleh rumah makan Ayam Penyet Ghani
ini berasal dari pasar kemiri di Depok baru serta disuplai langsung oleh para
pedagang. Bahan bakunya antara lain, ayam, beras, tempe, tahu, kol, timun, cabe
rawit, bawang putih, bawang merah, bumbu kuning, kecap, minyak dan sebagainya.
2.4 Market Potensial
Market potensial usaha rumah makan Aam Penyet Ghani ini
adalah Mahasiswa Universitas Gunadarma di kampus E.
2.5 Biaya-Biaya
Biaya
Bahan Baku
|
Biaya
Perhari
|
Biaya Ayam
|
Rp. 945.000
|
Biaya Kol
|
Rp. 8.000
|
Biaya Timun
|
Rp. 5.000
|
Biaya Beras
|
Rp. 104.000
|
Biaya Tempe
|
Rp. 15.000
|
Biaya Tahu
|
Rp. 20.000
|
Biaya Kunyit
|
Rp. 5.000
|
Biaya Lengkuas
|
Rp. 5.000
|
Biaya Gula Pasir
|
Rp. 14.000
|
Biaya Masako
|
Rp. 5.000
|
Biaya Garam
|
Rp. 3.000
|
Biaya Minyak Goreng
|
Rp. 22.000
|
Biaya Jahe
|
Rp. 5.000
|
Biaya Ketumbar
|
Rp. 12.000
|
Biaya Bawang Merah
|
Rp. 10.000
|
Biaya Bawang Putih
|
Rp. 11.000
|
Biaya Lada
|
Rp. 1900
|
Total Biaya Bahan Baku
|
Rp. 1.190.900
|
Biaya Tidak Langsung
|
Biaya
Perhari
|
Biaya Isi Ulang Galon
|
Rp. 6.000
|
Biaya Air Vit Botol 600ml
|
Rp. 41.000
|
Biaya Krupuk
|
Rp. 24.000
|
Biaya Jeruk
|
Rp. 12.000
|
Biaya Teh Tongji
|
Rp. 5.000
|
Biaya Kertas Nasi
|
Rp. 10.000
|
Biaya Kecap Manis
Bango
|
Rp. 800
|
Biaya Sterofoom
|
Rp. 100.000
|
Biaya Karet Gelang
|
Rp. 5000
|
Total Biaya Tidak Langsung
|
Rp. 203.800
|
Asumsi
Biaya Tetap
|
Biaya Perhari
|
Biaya Pegawai
|
Rp. 60.000
|
Biaya Sewa Tempat
|
Data Tidak Tersedia
|
Biaya Kebersihan
|
Data Tidak Tersedia
|
Total Asumsi Biaya Tetap
|
Rp. 60.000
|
Asumsi Biaya Semi Variabel
|
Biaya
Perhari
|
Biaya Listrik dan Air
|
Rp. 57.700
|
Biaya Gas
|
Rp. 40.000
|
Total Asumsi Biaya Semi Variabel
|
RP. 97.700
|
Biaya
Pengeluaran
|
Biaya
perhari
|
Biaya bahan baku
|
Rp 1.190.900
|
Biaya tidak langsung
|
Rp 203.800
|
Biaya langsung
|
Rp 60.000
|
Biaya semi variabel
|
Rp 97.700
|
Total biaya pengeluaran
|
Rp 1.552.400
|
Asumsi : • Sehari 140 porsi terjual
• Tempe dan tahu 40 potong
• Air mineral botol (1 dus isi 24 botol)
• Es/panas teh
manis (50 gelas)
• Es/panas jeruk (10 gelas)
• Es/panas minuman
kemasan (15 gelas)
No
|
Produk Yang Terjual
|
Harga Satuan
|
Total Harga
|
1
|
Paket ayam penyet + nasi
|
Rp 16.000
|
Rp 2.240.000
|
2
|
Tahu dan tempe
|
Rp 1.000
|
Rp 40.000
|
3
|
Air mineral botol
|
Rp 3.000
|
Rp 72.000
|
4
|
Es/panas teh manis
|
Rp 3.000
|
Rp 150.000
|
5
|
Es/panas jeruk
|
Rp 5.000
|
Rp 50.000
|
6
|
Es/panas minuman kemasan
|
Rp 5.000
|
Rp 75.000
|
Total Pendapatan
|
Rp 2.627.000
|
ASUMSI
OMSET PERHARI
Total pendapatan perhari
|
Rp
2.627.000
|
Total pengeluaran perhari
|
(Rp
1.552.400)
|
Total omset perhari
|
Rp
1.074.600
|
1.6
METODOLOGI PENELITIAN
1.6.1
Wawancara
Yaitu
pengumpulan data dengan
bertanya langsung kepada responden dan dengan pihak-pihak tertentu yang
berhubungan langsung maupun
tidak langsung dengan permasalahan yang akan dibahas. Pada proses wawancara ini kami melakukan wawancara
langsung dengan pemilik rumah makan Ayam Penyet Ghani, nama pemiliknya yaitu
Ibu Dian,wawancara dilakukan pada pukul 12 : 00 WIB.
1.7
PERMASALAHAN DAN SOLUSI
1.7.1
Permasalahan
Ayam
penyet ghani memiliki beberapa permasalahan, permasalahan ini berhubungan
dengan fasilitas dan harga bahan baku yang digunakan. Permasalahan fasilitas
itu seperti, kipas angin kecil hanya tersedia satu saja dan kios ayam penyet
ghani relatif sangat kecil sehingga hanya dapat menampung 3 meja sedang dengan
jumlah kurang lebih hanya 12 orang menempati meja tersebut padahal banyak
mahasiswa yang ingin makan di ayam penyet ghani sehingga seringkali
didepan dan didalam rumah makan ini
banyak sekali mahasiswa yang terpaksa antri. Hal ini menyebabkan konsumen
merasakan panas, pengap dan kurang nyaman berada dalam kios ayam penyet ghani terlalu lama.
Selain itu untuk masalah harga bahan baku, terkadang harga bahan baku seperti
ayam dan cabe terkadang naik. Sedangkan harga ayam penyet yang dijual tetap
sama dan konsumen terkadang tidak peduli dengan kenaikan harga, konsumen tetap
ingin ayam penyet dengan kualitas yang sama.
1.7.2
Solusi
Menurut kami solusi
dari permasalahan yang dihadapi Ayam Penyet Ghani cukup sederhana. Seperti
dalam permasalahan fasilitas, keluarga bu dian selaku pemilik usaha juga
memiliki beberapa kios sederetan dengan kios ayam penyet ghani. Hal ini dapat
dikatakan menguntungkan, bu dian dapat menggunakan beberapa kios yang lain
untuk memperbesar usaha ayam penyet ghani ini mengingat antusiasme mahasiswa
dengan ayam penyet ghani sangat besar. Kemudian rumah makan ayam penyet ghani
bisa menambah beberapa kipas angin. Dengan memperluas kios dan menambah jumlah
kipas angin, semoga dapat mengurangi suasana kurang nyaman seperti sebelumnya
karna diharapkan dengan memperluas kios dapat menampung lebih banyak mahasiswa
sehingga tidak perlu mengantri lama dan sirkulasi udara bisa lebih lancar.
Untuk permasalahan harga bahan baku yang terkadang naik, pemilik ayam penyet
ghani sudah memiliki solusi sendiri yaitu dengan tetap membeli bahan baku tanpa
harus menaikan harga produk atau mengurangi spesifikasi produk. Karena bagi bu
dian rugi sedikit tidak masalah yang terpenting kualitas produknya tidak menurun
dan konsumen ayam penyet ghani tetap dapat menikmati kelezatannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sama halnya dengan jenis bisnis
lainnya, bisnis kuliner juga butuh proses yang panjang untuk eksis dan menjadi
pilihan pelanggan. Bisnis kuliner bergantung pada rasa dan kepercayaan, oleh
sebab itu tak ada ukuran seberapa besar kita harus memulai bisnis ini. Pada
dasarnya semua jenis usaha menggunakan system manajemen, yang secara tidak
sadar di lakukan oleh pemilik, dari manajemen perencanaan hingga keungan. Rumah
makan adalah sebuah usaha yang menjanjikan dengan modal awal yang tidak terlalu
banyak, sehingga masyarakat dapat ikut berwirausaha membuka rumah makan tanpa
berhutang modal. Walaupun hanya tempat makan pinggir jalan setidaknya jika
dijalankan dengan serius akan membuahkan hasil yang cukup baik dan dapat
menyerap sumberdaya manusia sehingga dapat mengurangi pengangguran serta
memperbaiki ekonomi masyarakat.
Jika ingin usaha rumah makan
tentunya harus bersih agar kualitas makanan terjamin, walaupun rumah makan pinggir
jalan tetapi kebersihan harus tetap di perhatikan agar mutu tetap terjamin,
sehingga pelanggan/konsumen tetap datang dan tentunya dengan mutu yang terjamin
secara tidak langsung konsumen akan mengatakan kepada orang-orang tetang mutu
warung makan. Agar pelanggan/konsumen tidak bosan dengan menu makanan adakalanya
harus ada variasi menu makanan baru. Memiliki rumah makan awalnya tidak harus
memiliki karyawan dengan memanfaatkan keluarga sendiri untuk membantu akan
lebih menghemat pengeluaran dan jika warung makan sudah cukup ramai dan banyak
pelanggan disaat itu warung membutuhkan karyawan untuk lebih meringankan
pekerjaan. Untuk itu tidak ada salahnya mencoba bisnis kuliner ini karna jika
terus dijalani akan membuahkan hasil yang memuaskan.
3.2 Saran
Dengan pesatnya
perkembangan usaha rumah makan yang menjamur, sehingga menimbulkan persaingan
yang tajam antar warung makan. Untuk hal inilah Pemilik “Rumah Makan Ayam
Penyet Ghani” juga harus berpikir keras untuk memberikan perhatian khusus untuk
meningkatkan kualitas tempat makannya. Dalam peningkatan kualitasnya, Pemilik diharapkan
dapat secara tepat dan efisien dalam mengelola biaya kualitas yang harus
dikeluarkan. Selain itu, factor kualitas pelayanan juga mempengaruhi, yang di
mana menyangkut pelayanan pelanggan. Kualitas pelayanan merupakan suatu hal
yang penting untuk diperhatikan untuk dapat memenangkan persaingan usaha rumah makan.
Apabila kualitas pelayanan yang diberikan sesuai dengan harapan pelanggan, maka
akan diperoleh kepuasan pelanggan yang maksimal. Dengan demikian, kepuasan
pelanggan dapat menciptakan kesetiaan dan loyalitas pelanggan kepada Rumah
makan Ayam Penyet Ghani yang memberikan kualitas pelayanan yang memuaskan.Pengelola
tempat makan ini sebaiknya lebih memperhatikan lagi kualitas tempat sehingga
pelanggan/konsumen bias lebih nyaman untuk makan dan juga harus bisa mengolah bahan baku menjadi
lebih baik lagi, sehingga tidak ada bahan makanan yang tersisa lagi. Untuk hal
lainnya rumah makan ayam penyet ghani sudah cukup baik. Teknik yang digunakan
dalam mengumpulkan data mengenai kualitas pelayanan adalah melalui wawancara dengan
pemilik rumah makan Ayam Penyet Ghani.
LAMPIRAN
DAFTAR
PUSTAKA
Partomo, Tiktik Sartika., Abd.Rachman Soejoedono, EKONOMI
Skala Kecil / Menengah
& Koperasi. Bogor: Ghalia Indonesia, 2002.
saya khawatir ketika saya akan membeli rumah saya dengan nilai kredit buruk saya. saya ditolak pinjaman dari bank saya dan tidak bisa mendapatkannya. Saya menjelaskan kepada seorang teman, dia kemudian memperkenalkan saya kepada pria terhebat sepanjang masa pedro jerome. saya menjelaskan masalah saya kepadanya dengan mengirim teks ke suratnya dan dia membantu saya menyelesaikan semuanya dalam waktu 3 hari kerja. dia memberi saya pinjaman 400,000.00 euro untuk membayar rumah saya di mana saya juga digunakan untuk mengembangkan bisnis saya juga. semoga Tuhan memberkatinya! Anda dapat mengajukan pinjaman cepat dari mr pedro jerome yang bekerja dengan sekelompok investor .. dia penyihir yang dibicarakan semua orang di seluruh internet .. hubungi dia melalui surat di mr pedro pedroloanss@gmail.com. nomor whatsapp: +18632310632.
BalasHapus